Sementara kota-kota besar di seluruh dunia, termasuk Jakarta, berjuang dengan masalah lalu lintas, Beijing, salah satu kota besar di China telah memiliki gelar kemacetan lalu lintas terburuk dalam sejarah hingga saat ini. Pada tahun 2010 yang lalu, China National Highway 110, sebuah jalan tol yang menghubungkan Beijing ke Yinchuan tersumbat hingga 12 hari lebih sepanjang 100 kilometer (62 mil) bentangan jalan. Wisatawan dan para pemakai jalan lainnya terjebak dalam mobil mereka hingga lima hari lamanya, dan mengambil keuntungan dari penjual makanan serta air yang menjual dagangan mereka dengan harga yang cukup mahal.
Hampir setiap kota besar yang sangat padat selalu terkendala dengan masalah lalu lintas, dengan pelanggar lalu lintas terbesar terjadi di kota-kota seperti Bangkok, Beijing, Sao Paulo, Los Angeles, dan Washington DC. Di tempat ini, orang-orang seringkali terpaksa harus mengeluarkan anggaran ekstra beberapa jam per hari hanya untuk kemacetan. Bahkan di Amerika rata-rata seseorang bisa menghabiskan hampir satu minggu kerja per tahun hanya untuk duduk terjebak di kemacetan lalu lintas. Dengan kemacetan mobil yang menjadi seperti masalah umum, mudah untuk melihat bagaimana gangguan kecil di jalan raya dapat menyebabkan kemacetan besar. Ini adalah persis apa yang terjadi pada tahun 2010 ketika perbaikan jalan yang terjadi, mengakibatkan 12 hari kemacetan, dengan 100-kilometer antrian lalu lintas di Beijing, China.
Jam sibuk ini membentang di China National Highway 110, dan ironisnya, hal ini terbentuk dari pembangunan jalan yang dimaksudkan untuk mengurangi kemacetan lalu lintas. Namun, jalan-jalan ini memang sepertinya tidak bisa menangani bahkan pengurangan kapasitas pengguna jalan itu sendiri, dan truk pemeliharaan meningkat seiring dengan perbaikan jalan tol hingga membuat mobil-mobil lainnya untuk berhenti. Kemunduran ini akhirnya memaksa banyak pengendara terjebak dalam mobil mereka hingga lima hari.
Tentu saja, tidak peduli seberapa mengerikan situasi, selalu ada orang-orang yang dapat menemukan cara untuk mencari keuntungan. Dengan demikian, para pedagang dadakan akhirnya muncul menawarkan mi instan, atau makanan lain serta air, dan rokok untuk para pengemudi yang terdampar dengan harga yang dipatok 10 kali harga normal. Mereka yang menolak untuk membeli dari para pedagang dadakan ini seringkali terancam dengan kerusakan mobil, dan bahkan ada beberapa insiden perampok yang mencuri uang dan menyedot BBM. Ironisnya, saat situasi sudah mulai relatif tenang, 400 petugas polisi dikirim untuk terus melakukan patroli jalan.
Hal ini berlangsung selama hampir dua minggu dengan mobil bergerak dengan kecepatan yang sangat lamban dengan hanya 3 kilometer (2 mil) per hari. Para pemakai jalan yang terjevak kemacetan ini akhirnya banyak yang berinisiatif mengisi waktu dengan bermain kartu dan catur atau tidur siang di atap mobil-mobil mereka. Meskipun sebagian besar dari mereka tidak akan pernah rela masukkan bencana seperti itu, tampaknya beberapa pengemudi truk sengaja mengambil rute macet ini (meskipun sebenarnya mereka bisa mengambil jalan memutar), hanya karena mereka tidak ingin melakukan perjalanan dengan jarak yang lebih jauh hingga mengingkatkan biaya perjalanan mereka. Jelas hal ini sebenarnya sama sekali tidak membantu situasi.
Sementara Beijing mungkin hingga saat ini memegang rekor untuk kasus kemacetan paling lama, rekor kemacetan terpanjang (dalam jarak) dipegang oleh kota Sao Paulo, Brasil. Kota ini secara teratur memiliki kemacetan lalu lintas hingga 295 kilometer (183 mil) panjangnya.
sumber:
Tentang Blog: Ada Tanya
Artikel "Kemacetan Lalu Lintas Terburuk dalam Sejarah", diterjemahkan atau ditulis ulang oleh admin blog Ada Tanya dari berbagai sumber. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan Anda. Dan jika Anda tertarik dengan postingan di atas, dimohon untuk tak lupa mencantumkan juga nama blog Ada Tanya sebagai sumbernya. Thank's
0 Tanggapan untuk "Kemacetan Lalu Lintas Terburuk dalam Sejarah"
Post a Comment