Di tahun 1944, Gisella Perl, seorang dokter ahli ginekologi Yahudi ditugaskan di Auschwitz, sebuah kamp konsentrasi Nazi Jerman di masa Perang Dunia II yang lalu. Di tempat itu, Gisella Perl, ditugaskan oleh Josef Mengele, yang adalah seorang perwira SS Jerman dan seorang dokter di kamp konsentrasi tersebut untuk mengumpulkan para ibu hamil yang nantinya akan diberi sebuah "perlakuan khusus". Tapi begitu Gisella menemukan maksud sebenarnya dari Josef, tak ada jalan lain baginya selain "mencari masalah" sendiri.
Gisella Perl (1907 - 1988) |
Masa dimana terjadinya pembantaian kaum Yahudi oleh Nazi Jerman, atau yang juga dikenal dengan istilah 'The Holocaust' memang lebih banyak meninggalkan cerita tragis yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Tapi mungkin dari kisah-kisah yang terjadi di masa itu tak ada kisah yang lebih memilukan dari yang harus dialami oleh dokter Gisella Perl. Tanpa anestesi atau antibiotik, ia merawat orang sakit dan terluka dalam sebuah tempat sempit, sebuah tempat yang sangat kotor. Tapi dari semua itu, pekerjaan yang paling ditakuti oleh dokter Gisella adalah jika harus berurusan dengan wanita hamil.
Josef Mengele (1911 – 1979) |
Meskipun dia menyadari bahwa aborsi itu melanggar keyakinan profesional dan pribadi, tapi Gisella memutuskan untuk menyelamatkan satu kehidupan daripada kehilangan dua. Setiap kali seorang ibu hamil tiba di kamp, dokter Gisella akan melakukan aborsi dengan tangan telanjang. Dikelilingi oleh kotoran dan kutu, Gisella akhirnya terpaksa harus menewaskan sekitar 3.000 janin. Dan jika dia tidak bisa melakukan aborsi, maka ia akan menginduksi persalinan, hingga banyak dari bayi prematur yang terpaksa harus meninggal. Namun untuk setiap kematian, dia menyelamatkan nyawa seorang ibu dari tangan Malaikat Maut.
Setelah Perang Dunia II berakhir, dokter Gisella Perl akhirnya ke Amerika di mana ia bekerja di Rumah Sakit Mount Sinai di kota New York. Di tempat itu ia menghabiskan karirnya bekerja sebagai dokter kandungan dan membantu kelahiran dari sekitar 3.000 bayi. Di masa tuanya, dokter Gisella akhirnya pindah kembali ke Israel di mana akhirnya ia meninggal pada tahun 1988, tetapi sampai hari ia meninggal, ia selalu dihantui oleh pilihan pahit yang terpaksa harus ia buat di masa Perang Dunia II dahulu.
Sebagai catatan penutup, Dr. Gisella Perl adalah penulis tunggal atau co-author dari sembilan makalah yang berhubungan dengan infeksi vagina yang diterbitkan antara tahun 1955 dan 1972. Sebelum meninggal, pada bulan Juni 1948, ia juga menerbitkan kisah hidupnya selama di Auschwitz, merinci semua kengerian yang dia temui di sana (selama menjadi dokter narapidana). Dan pada tahun 2003, sebuah film berjudul Out of Ashes akhirnya dirilis. Film itu didasarkan pada kisah hidup Dr Gisella Perl, dan dibintangi Christine Lahti sebagai Dr Perl.
Tentang Blog: Ada Tanya
Artikel "Kisah Aborsi yang Selamatkan Ribuan Nyawa", diterjemahkan atau ditulis ulang oleh admin blog Ada Tanya dari berbagai sumber. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan Anda. Dan jika Anda tertarik dengan postingan di atas, dimohon untuk tak lupa mencantumkan juga nama blog Ada Tanya sebagai sumbernya. Thank's
0 Tanggapan untuk "Kisah Aborsi yang Selamatkan Ribuan Nyawa"
Post a Comment