Usianya memang sudah tak lagi muda. Lelaki tua ini pun sebenarnya bukanlah seorang penyelam profesional. Tapi semangat serta kegigihannya patut menjadi contoh betapa cinta itu sangat berharga.
Tiga tahun berlalu sudah sejak sebuah gempa berkekuatan 9.0 SR memporak-porandakan Prefektur Miyagi di Jepang beberapa waktu lalu dengan Tsunami yang diakibatkannya.

Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir bus ini akhirnya memutuskan untuk melakukan penyelaman yang sudah seringkali dilakukannya sejak istrinya dinyatakan hilang. Meski memang tak memiliki kemampuan khusus dalam melakukan penyelaman, tapi ia tetapi nekad melakukan penyelaman hanya untuk mencari jasad istri tercintanya di kedalaman laut.
Rasa lelah yang dirasakan memang sempat nyaris menghentikannya untuk melakukan penyelaman selanjutnya, lagi-lagi rasa cintanya yang besar membuatnya tetap bertahan untuk tetap menyelam.

Ketika Tsunami itu terjadi, Yasuo memang sedang tak bersama istrinya. Hanya pesan teks terakhir yang masih diingatnya dari sang istri. Saat itu Yuko, demikian nama istri Yasuo, mengatakan bahwa ia ingin pulang ke rumah. Yasuo sendiri tak bisa membayangkan betapa ngerinya saat istrinya yang seorang pegawai bank itu terseret ombak setinggi 20 meter yang diakibatkan oleh Tsunami.

Di tengah keputusasaan yang ditunjukkan orang Jepang lainnya dalam menemukan anggota keluarganya yang hilang akibat tersapu Tsunami, sepotong cinta yang mendalam masih terselip dalam hati Yasuo Takamatsu [baca: Ketika Cinta tak mampu Terhapus oleh Maut].
(sumber)
Tentang Blog: Ada Tanya

0 Tanggapan untuk "Pencarian Cinta yang hilang di dasar Laut"
Post a Comment